Pj Bupati Lotim Blusukan Ke Pasar, Launching Program SULTan Demi Kendalikan Inflasi Hingga Bulan Ramadhan
Penulis : Buati Sarmi
Editor : Mustaan Suardi
Lombok Timur – Ditaswara.com. Penjabat (Pj) Bupati Lombok Timur (Lotim), Drs. H.M. Juaini Taofik blusukan ke Pasar Pancor, sekaligus dalam rangka launcing Program Silaturahmi untuk Lombok Timur Berkemajuan (SULTan) yang di inisiasinya demi mengendalikan inflasi hingga bulan ramadhan mendatang. Kegiatan tersebut berlangsung pada Jum’at (19/1).
Dilakukannya hal tersebut juga untuk menjamin keselarasan laporan yang diterimanya setiap hari dari pasar-pasar yang tersebar di 21 kecamatan di Lotim.
“Tugas dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kepada kami selaku Pj Bupati adalah terus memantau perkembangan harga dalam rangka mengendalikan inflasi. Hari ini saya mengecek langsung apakah sama harga yang dilaporkan dengan harga yang ada di pasar. Jadi harus kita lihat, kita dengar bahkan kita belanja sendiri gitu kan,” Ucap Taofik.
Disebutkan bahwa semua pejabat struktural yang ada di jajaran pemerintah daerah (Pemda) Lotim juga ikut turun. Kegiatan tersebut dikatakannya akan menjadi kegiatan rutin Pemda Lotim setiap Jumat hingga nanti bulan Ramadhan mendatang.
“Setiap Jumat sampai bulan puasa mungkin kita fokus dulu ke pasar, karena inflasi ini juga sangat ditentukan dengan kecepatan kita mengatasi masalahnya,” terangnya.
Kak Ofik panggilan akrab Pj Bupati, memaparkan bahwa pada November 2023 lalu harga beras di Lotim terbilang cukup tinggi, namun setelah dilaksanakannya operasi pasar mulai Desember di minggu kedua harga beras di pasaran berangsur stabil, baik itu harga beras medium maupun premium. “Bahkan sampai hari ini saya cek harga beras masih diangka Rp14 ribu yang premium yang medium juga Rp11-12 ribu,” imbuhnya.
Artinya lanjutnya, komoditi beras di Lotim sudah aman, kendati masih menjadi PR selanjutnya adalah peluktuatif harga bawang merah dan harga bawang putih. “Misalnya saya menerima laporan dari Kapas dan saya kroscek dengan pedagangnya kemarin harga bawang merahnya sempat dia Rp32 ribu, hari ini ada yang Rp30 ribu,” imbuhnya.
Sehingga pada kesempatan itu, Kak Ofik memastikan harga bawang dipasaran memang dikisaran Rp30 ribu, namun itu masih tergantung kelasnya. “Jadi di bawang merah ada beberapa varian, semisal yang super benar itu sampai diangka Rp35-40 ribu. Sedang yang medium masih bertahan diangka Rp25 ribu.
“Jadi kalau yang pukul rata itu kan harga yang standar, standar itu maksudnya yang medium dikisaran harga Rp25 ribu,” tambahnya.
Kendati demikian, ditegaskannya bahwa inti inflasi itu selama barang ada jumlahnya tidak berkurang, lalu daya beli masyarakat itu ada maka tidak akan terjadi inflasi. Sedangkan daerah bisa dikatakan inflasi apabila permintaan bertambah sedang supply-nya itu berkurang.
“Jadi yang paling poin itu menurut saya harus kita cek ketersediaan pasokan, kita mulai susah itu kalau sudah stok berkurang,” ujarnya.
“Nah ini kan mendekati bulan puasa juga ini sudah posisi Rajab, Sakban, Ramadan ini biasanya peningkatan konsumsi kita tinggi tapi enggak bisa kita langsung berbuat di ramadhannya harus kita ambil langkah-langkah, misalnya kita kroscek di pasaran mungkin ada yang perlu ditambah, bawang misalnya kalau kurang kita datangkan dari jawa, tapi kalau stok kita masih ada di sini ya tidak usah dulu,” pungkasnya.(ds2)