Berita

Dari Rakor Pengendalian Inflasi Daerah : Indonesia Mengalami Inflasi 5,71 Persen

-

 

Lombok Timur.Ditaswara.com.– Dalam rangka pengendalian inflasi di Indonesia, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kembali menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dilaksanakan secara virtual pada Senin , (07/11) dan diikuti oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Timur H. M. Juaini Taofik, Jajaran Forkopimda serta pimpinan OPD lingkup Kabupaten Lombok Timur di ruang Rapat Bupati.

Saat membuka Rakor, Mendagri Tito Karnavian menegaskan bahwa sesuai arahan Presiden Joko Widodo agar setiap minggu dilakukan monev inflasi, karna inflasi ini menjadi persoalan global yang turut berdampak pada Indonesia. Negara Turkey menjadi negara di Eropa yang tingkat inflasinya paling tinggi mencapai angka 83,51%, untuk negara G20. Selain Turkey, Argentina juga mengalami inflasi yang tinggi mencapai 83%, sedangkan Indonesia berada pada tingkat Inflasi sedang dengan angka 5,71%.

Selain itu, Pertumbuhan ekonomi turut naik dari 5,4% menjadi 5,7% yang artinya pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif bagus yang menyebabkan Indonesia juga berada pada posisi ke-7 sebagai Negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Untuk diketahui, terjadi penurunan angka Inflasi sebesar 0,11% sehingga per Oktober 2022 Indonesia berada pada angka 5,71% (year on year). Daerah dengan Inflasi terendah yaitu Maluku Utara (3,23%), Kota Ternate (3,23 %) dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi NTT (3,36%). Sedangkan daerah Kabupaten/Kota dengan tingkat inflasi relatif tinggi terjadi di Tanjung Selor (9,11%), Kota Kupang (8,06%) dan Kota Serang (7,54%).

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Dr. Suhariyanto menyampaikan sub sektor transportasi masih menjadi andil yang memberikan inflasi cukup besar sebagai dampak lanjutan dari kenaikan harga BBM. Lebih lanjut ia menyampaikan laju inflasi bisa di tahan dengan Deflasi di sektor bahan pangan. Upaya pengendalian inflasi dari sisi khususnya pemenuhan bahan pangan untuk masyarakat harganya masih bisa dikendalikan.

Baca Juga :  Pengepul Gabah di Lombok Timur Sengaja Batasi Penggilingan Lantaran Tak Mau Rugi

Disebut juga, beberapa komoditas yang mengalami deflasi di bulan Oktober adalah komoditas bahan pangan, cabe merah, telur ayam ras, daging ayam ras, dan cabe rawit. Selain Transportasi, beras juga menjadi penyumbang inflasi tertinggi, sedangkan untuk Tempe dan Tahu, karna bahan pokok kedelainya di impor tentu akan menyesuaikan dengan harga kenaikan internasional dari kedelai tersebut.(ndk)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *