Pengepul Gabah di Lombok Timur Sengaja Batasi Penggilingan Lantaran Tak Mau Rugi

 

Penulis: Buati Sarmi

Editor: Mustaan Suardi

Lombok Timur – Ditaswara.com.Sejumlah petani dan pengepul gabah di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) sebut tak berani membeli gabah kering dan menggiling beras dalam jumlah besar lantaran harga beras yang berpotensi merangkak turun sehingga untuk mencegah kerugian penggilingan mulai disesuaikan dengan permintaan konsumen.

Salah satu pengepul gabah, Jabullah mengatakan bahwa gabah yang digiling merupakan gabah sisa pembelian sebelumnya. Meski penggilingan beras tetap dilakukan karena masih terdapat permintaan beras dengan kualitas premium.

Disebutnya pembatasan pembelian gabah dilakukannya karena berkaca dengan kondisi di lapangan akan dilakukan panen raya sehingga dipastikan harga gabah akan turun. “Untuk harga gabah yang dibeli mencapai Rp6.500 hingga Tp7.500 perkilogram. Dengan proses penjemuran dan penggilingan kita dapat menjual beras dengan harga 13 ribu hingga 14 ribu perkilogram,” ucap Jabullah, kepada media ini, Jum’at (8/3).

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Lombok Timur H. Badarudin katakan bahwa kebutuhan beras di Lombok Timur dapat dipastikan aman bagi masyarakat dengan panen raya yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini. Kendati demikian m, hal ini disebutnya juga berpengaruh terhadap harga beras yang diharapkan juga akan diharapkan stabil bahkan turun.

“Untuk penimbunan gabah maupun beras dipastikan tidak terjadi karena para pengepul akan merugi apabila menyimpan beras saat panen raya,” imbuhnya sekaligus mengingatkan petani maupun pengepul tidak menyimpan gabah dalam waktu lama.

Dijelaskan pula hingga saat ini penggilingan gabah dari pantauannya masih tetap dilakukan, meski sedikit terkendala dengan curah hujan tinggi. Namun, hal itu disampaikannya tidak berpengaruh besar karena selain mengandalkan panas matahari untuk penjemuran gabah juga terdapat mesin pengering gabah. “Untuk harga gabah saat ini berkisar masih 7 ribu bahkan lebih karena biaya produksi yang cukup besar untuk menghasilkan gabah kering dan digiling menjadi beras,” ujarnya.

Lebih jauh dituturkannya, penanaman padi di Lombok Timur ditargetkan 61.561 hektar yang dibagi menjadi dua periode mulai April-September dan saat ini masih berlangsung Oktober- Maret. “Target penanaman padi selama satu tahun mencapai 40.033 hektar namun sampai evaluasi tanam hingga kini terdapat area 39.529 hektar,” jelasnya.

“Ada masih tersisa 6 ribu hektare belum ditanam yang diharapkan dapat terealisasi dalam waktu dekat ini,” pungkasnya.(ds2).