Penulis : Buati Sarmi
Editor: Mustaan Suardi
Lombok Timur – Ditaswara.com. Kasus bayi kembar siam dempet dada dan perut yang dilahirkan melalui proses operasi sesar pada (28/4) di RSUD dr Soedjono Selong, bertahan hidup hanya tiga hari. Bayi kembar Siam tersebut dinyatakan meninggal dunia pukul 05.30, Minggu (30/4).
Direktur RSUD Raden Soedjono Selong, dr. HM. Hasbi Santoso, M.Kes, menerangkan bahwa kondisi Zahratul Qadariah (32) ibu dari bayi kembar siam itu saat ini dalam keadaan stabil dan masih dirawat intensif.
“Memang benar bayi kembar Siam dempet dada dan perut itu pada hari ketiga sekitar pukul 05.30 wita dinyatakan meninggal dunia di RSUD Raden Soedjono Selong. Pihak Keluarga langsung membawa bayi tersebut pulang untuk dimakamkan,” jelasnya ketika di konfirmasi, Minggu (1/5).
“Bayi kembar siam itu terbilang langka karena kelahirannya satu berbanding satu juta kelahiran,”lanjutnya.
Ia juga mengungkap bahwa diagnosanya G2 P1 AO H1 Uk 37 Minggu, Gemeli, Hidup, Intra Uteri dengan Gameli Contuinjed Twins Cord dan hepar hanya satu.
“Pas pertama lahir bayi tersebut tidak menangis, biasanya bayi lahir dia menangis, sehingga yang tidak menangis itu bisa dikatakan tidak normal apalagi ini mempunyai satu jantung,” tuturnya.
Karena bayi kembar siam ini hanya memiliki satu jantung dan satu hati, maka dapat dipastikan operasi pemisahan akan sangat sulit dilakukan meski harus ke luar negeri sekalipun.
Sebelumnya Bayi kembar siam itu dirawat intensif di ruang nifas Rinjani dengan kondisi stabil yang dibantu dengan alat bantu pernafasan dan pemanas (inkubator).
“Sebelumnya Bayi tersebut dalam keadaan baik dan masih dirawat intensif di ruang nifas Rinjani, namun pada hari ke Tiga tidak tertolongkan,”ucapnya.
“Pihak kami sudah bekerja maksimal untuk merawat bayi tersebut sejak hari pertama dengan hari ke tiga,”Sambungnya.
Lebih jauh dikatakan, bahwa sebelum lahir bayi tersebut memang sudah di deteksi oleh dokter mulai dari keadaan dan detakan jantungnya yang tak stabil.
“Ada sedikit permasalahan di bagian jantungnya sehingga mengakibatkan kurangnya detakan,”katanya.
Sementara itu, terkait untuk pembiayaannya orang tua dari bayi itu menggunakan BPJS Mandiri yang tidak ditanggung pemerintah.
“Dia menggunakan BPJS Mandiri,”pungkasnya.(aty).








